Senin, September 29, 2014

Syair Malam

Aku

ku berlari tanpa batas diiringi bayang-bayang semu dipayungi sinar rembulan malam dan dedaunan kering yang menyapa tanpa henti ranting-ranting bergoyang ria ku sapa mereka selamat malam rembulan selamat malam dedaunan kering selamat malam ranting-ranting ku bertanya dengan tatapan yang kosong aku jenuh menunggunya disini apa yang harus aku lakukan? mereka menjawab dengan pasti tunggulah dia sejenak, pasti dia akan kembali aku terhenyak oleh hembusan angin yang kencang dan mulai bersemangat untuk menunggu seseorang yang tak pasti kapan akan kembali tapi aku hanya manusia penuh kelemahan, karena... inilah aku seorang penyair malam dengan beberapa bait luka inilah aku seorang penulis akhir zaman dengan pena yang kosong tanpa kepastian inilah aku.

Syair malam

Jalan Keraguan

ku lihat kegelapan menyelimuti hati dalam diam kusapa kesunyian malam ku tatap kosong jalanan tak bertuan jalanan yang berliku dan terjal ku jalani namun tak ada ujungnya ku berhenti namun ku ragu ku lihat sekeliling hanya ada pohon-pohon yang membisu sekedar ku ingin tahu, apa, dimana, bagaimana dan kapan namun ku tak bisa bertanya karena hanya aku sendiri disini mungkin hanya itu gumaman dalam hati kecil ini ingin ku berteriak sekencang-kencangnya namun apadaya mulutku terkunci oleh tamparan angin yang berhembus senyap, diam, sunyi, sepi menghantuiku aku lirih dan terhanyut akan keraguanku yang tanpa batas